REVIEW
FILM PK
Genre
: Drama, komedi
Tanggal
rillis perdana : 19 desember 2014 ( india )
Studio
: UTV Motion Pictures
Durasi
film : 2.23.18
Cast
and Crew
Sutradara
: Rajkumar Hirani
Produser
: Rajkumar Hirani, Vidhu Vinod, Chupra, Siddarth, Roy Kapur
Penulis
naskah : Abhijat Joshi
Pemain
:
Aamir
khan, Annushka Sharma, Sushant singh Rajput, Saurabh shukla, Sanjay dutt,
Boman.
Synopsis
:
PK adalah film drama komedi, tentang seorang alien yang datang
dari luar angkasa untuk melakukan penelitian di bumi. Celakanya, remote control yang dikalungkan di lehernya, yang
harus digunakan untuk memanggil pesawat luar angkasa, bila tugas sudah selesai,
dicuri “makhluk bumi”, yang disebut manusia. Sesaat setelah tiba di
sebuah dataran antah berantah, yang bisa jadi, di India sana, sang alien langsung
mendapat musibah.
Tanpa alat itu, dia menjadi luntang-lantung, tak jelas
juntrungannya, entah mau apa. Tugas meneliti kacau balau, sementara
kemungkinan kembali ke “rumah”-nya, nun jauh di sana, tertutup sudah. Dia
menjadi gelandangan, yang harus belajar bagaimana bergaul dangan manusia,
penghuni bumi yang “aneh”, tentunya versi makhluk luar angkasa.
Jalannya terhuyung-huyung, perilakunya gamang, bahkan saat-saat
pertama, dia tak bisa bicara dan tak berbaju. Orang menamakannya
“Pee-Kay”, kemudian disingkat PK, bahasa Hindi yang berarti limbung.
Singkatnya, PK menjadi “orang aneh” di kalangan manusia “normal” di bumi ini.
Bagi PK, percakapan bumi tak dimengerti. Penutup
badan, menjadi sesuatu yang menggelikan, dan yang paling mengherankan, cara berpikir
manusia sungguh tak dapat diterima akal-sehatnya. Wajar, kalau PK berpikir
demikian. Bayangkan saja, ada orang yang tiba-tiba dewasa, tanpa melalui
proses pertumbuhan dan pemahaman seperti yang dilalui manusia “normal” lainnya.
Semua usaha itu dilakukannya agar bertahan hidup. PK yang
mempunyai kehebatan berkomunikasi dengan hanya berpegangan tangan, lambat laun
menjadi manusia bumi seperti kita. Tentunya dengan pemahaman “budaya”
manusia yang terbatas.
Meski terkesan dipaksakan, ada anak-cerita yang membawa
penonton hanyut dalam luapan emosi yang mengharukan. PK masih film
India. Kisah percintaan antara Jaggu, si cantik jelita dari Delhi,
beragama Hindu, dengan Sarfaraz, pemuda tampan asal Pakistan, Muslim,
akhirnya harus putus karena beda bangsa dan agama. (Meski akhirnya nyambung kembali di akhir cerita)
Kisah cinta yang indah dengan setting kota Brussels yang romantis,
membuat kisah putus cinta semakin dramatis. Jaggu patah hati dan pulang
kampung. Kemudian bertemu PK dan menjadi kawan curhat. Pertemanan yang
malahan menjadi pintu masuk bagaimana pesan dari film ini ingin disampaikan
kepada penonton. Persahabatan yang menguak siapa sebenarnya PK dan
konflik yang dialami saat berada di bumi yang “aneh” ini. Dari
sinilah kemudian spirit dari film ini mulai dapat diikuti dan enak ditonton.
Saat mengeluh soal remote-nya
yang hilang, PK mendapat banyak petuah. Isinya mirip. “Berbicaralah
kepada Tuhan, hanya Dia yang dapat menolong kamu”. Dan
berbicara dengan Tuhan, hanya bisa melalui “agama”. Dan dalam
agama, “pemimpin umat” menjadi kunci yang sangat menentukan.
PK kena batunya, karena pemahaman-pemahaman yang
kontradiktif dari agama-(agama) membuat dia semakin bingung. Bagi
PK, ternyata semua itu tidak menyelesaikan masalah, mereka malah
memperkeruh. Hebatnya, PK menyajikan adegan-adegan lucu, orisinil dan
tidak membodohi. Dialognya cerdas, langsung menusuk kalbu. Menuntut
penonton berpikir keras. Lucu tapi berkelas, perlu berpikir sebentar,
sebelum bisa tertawa lepas. Beberapa malah terkesan satire bagi praktek-praktek agama. PK
menjuluki mereka “call the wrong number”. Menyindir para pemuka
umat yang sering keluar dengan pernyataan-pernyataan yang tak masuk akal dan
menjadi saluran yang keliru. Wajar, PK baru mengenal agama-agama dalam
waktu singkat dan seketika
Untung, film yang bernada cynical ini dikemas dengan selimut humor yang
tinggi. “The communication system of this planet for talking to God,
has become totally useless”. PK melihat usahanya menghubungi
Tuhan, selalu gagal. Dengan menggunakan istilah “sistem komunikasi” yang
katanya semakin canggih, PK menyindir bahwa “Kehebatanmu tak ada
apa-apanya”. PK melihat dengan kacamata lain, karena justru “sistem” ini
tidak jalan saat dibutuhkan. Kalungnya tak juga diketemukan.
Film PK dilihat
dari ilmu komunikasinya.
Pada film pk ini jika dilihat dari simtem komunikasinya
mengalami komunikasi baik konsep satu arah, komunikasi konsep interaksi ataupun
komuniksi transaksi, dan yang bersifat intrapribadi, antar pribadi, komunikasi
massa atau pun komunikasi cyber (media). Dalam film ini juga terdapat fungsi
komunikasi yang sangat menarik untuk dibahas, terutama tentang fungsi
komunikasi spiritual yang berhungan dengan agama.
Misalnya pada menit ke 07.44 terjadi suau komunikasi konsep
transaksi yang bersifat massa dimana, para pemain berkomunikasi untuk membeli
tiket yang terjadi lebih dari 2 orang dan semua yang terlibat dalam komunikasi
dan itu terjadi dalam beberapa menit.
Sampai pada menit ke 10 terjadi komunikasi timbal balik antarpribadi
yang terjdi diantara 2 orang pemain yang menceritakan tentang dirinya
masing-masing, dan terjadi saling timbal balikpula.
Dan pada menit ke 16 terjadi komunikasi konsep cyber yang
dimana komunikasintimbal balik antara jaggu dengan tapaswi lewat media
elektronik (laptop) dan terjadi interaksi timbal balik.
Dalam film ini sebenarnya, hampir mencakup semua komunikasi
ada, dari pengertian komunikasidari tiga konsep, dan hubungan dengan komunikasi
baik itum pribadi, massa ataupun cyber, fungsi komunikasinya, ataupun model
komunikasi.
Seperti contoh komunikasi konsep satu arah, tanpa timbale balik,
saat salah seorang pemain memberikan surat kepada jaggu, tanpa timbale balik
jaggu melakukan apa yang diperintahkan dalam surat itu, itub artinya telah
terjadi komunikasi yang dapat mempengaruhi satu pihak, tanpa terjadinya timbale
balik.
Dalam film ini juga terdapat contoh komunikasi nonverbal
dimana seseorang dapat menilai prilaku PK hanya dari penampilan luarnya saja,
seperti gaya dia berpakaian, potongan rambut, dan aksesoris yang dipakainnya,
tanpa terjadi percakapan didalamnya, tapi ada salah satu pihak yang mengertio
dengan situasi itu.
Meskipun film ini banyak terdapat model komunikasinya,
tetap tak lepas lepas dari hambatan komunikasi, sperti pada saat Pk belum
mengerti bahasa boigu, hamper apa yang di komunikasikan oleh pk salah diartikan
oleh orang banyak,, mulai dari salah mengertikan pakaian, bahasa, bahkan salah
mengertikan tentang ketuhanan.
Jadi intinya pada film ini kita dapat mengambil banyak
contoh komunikasi, baik dari model, fungsi dan pengertian itu sendiri, dan
menambah pengetahuan kita tentang komunikasi.
Terimakasih .